Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya!Ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah di Makkah, mengajarkan keesaan Tuhan kepada orang-orang Quraisy. Allah telah mengutusnya untuk memperingatkan kaum Quraisy tentang ssituasi berbahaya yang tengah mereka hadapi. Akan tetapi, pesan awal yang disampaikan bukanlah tentang musibah dan bencana, melainkan tentang harapan yang membahagiakan. Muhammad tidak harus membuktikan eksistensi Tuhan kepada kaum Quraisy. Mereka secara implisit telah beriman kepada Allah, yang menciptakan langit dan bumi, dan kebanyakan dari mereka meyakininya sebagai Tuhan yang disembah oleh orang Yahudi maupun Kristen. Keberadaannya telah diterima begitu saja. Sebagaimana firman Tuhan kepada Muhammad pada surah awal di dalam Al-Quran:
Dari apakah Allah menciptakannya?
Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, kemudianbila Dian menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami telah benar-benar mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbukan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenaganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. [QS 'Abasa (80): 24-32]
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapa yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah" maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab "Allah," tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya). [QS Al-'Ankabut (29): 61-63]Oleh karena itu, yang jadi persoalan bukanlah pengakuan atas keberadaan Tuhan, yakni orang yang tidak percaya kepada Tuhan, melainkan orang yang tidak bersyukur kepadanya, yang mampu melihat dengan jelas apa yang telah dilimpahkan Allah kepadanya, tetapi menolak untuk mengagungkannya dengan semangat pembangkangan yang tak berterima kasih.
Inspired by "Sejarah Tuhan-Karen Armstrong"
Komentar
Posting Komentar